MADIUN, KOMPAS.com 23 maret 2011

MADIUN, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj mengemukakan, maraknya teror paket bom yang terjadi belakangan ini salah satunya disebabkan oleh kelengahan aparat keamanan, khususnya polisi , dalam mengantisipasi aktivitas kelompok teroris. Ia mengingatkan perlunya meningkatkan kewaspadaan mengingat kemungkinan teror bom yang lebih besar bisa terjadi.

Pernyataan itu disampaikan Said menanggapi banyaknya teror paket bom yang terjadi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Ketua Koordinator Badan Nasional Penanggulangan Teroris dan Deradikalisasi itu mengatakan aparat kemanan kita lengah ketika para teroris vakum dari kegiatannya. Akibatnya, para teroris ini menjadi lebih leluasa melaksanakan aksinya.

"Kenapa kemarin dalam masa vakum polisi lengah. Sekarang masih low eksplosive (berdaya ledak rendah), bom kecil, hanya melukai tidak membunuh. Tapi jangan lengah, tidak menutup kemungkinan mereka mengirim bom besar," katanya, Minggu (20/3/2011) disela-sela kunjungannya di Madiun, Jawa Timur.

Sementara itu, untuk meminimalisir gerakan terorisme di tanah air, Said berharap aparat kepolisian, intelijen dan Tentara Nasional Indonesia memfokuskan perhatiannya. Apalagi berdasarkan informasi yang ia terima, masih ada puluhan paket bom yang siap diantar ke lokasi masing-masing sesuai target yang ditetapkan oleh kelompok teroris. "Kalau polisi gagal jelas memalukan," ujarnya.

Sebagai ketua koordinator BNPTD, Said menengarai, pelaku teror paket bom yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya itu adalah para pemain lama dan bukan pemain baru. Kalau pun ada yang baru adalah lokasi atau target peledakan, taktik atau modus yang digunakan serta kurir yang membawa bom tersebut. Adapun perakitnya tetap orang-orang lama.

Para pelaku teror bom di tanah air ini, menurut Said, memiliki jaringan yang kuat dengan kelompok teroris internasional Al Qaedah. Sebagai negara berkembang, Indonesia masih menjadi target gerakan-gerakan terorisme jaringan internasional yang mengatasnamakan kelompok Islam tersebut.

Sebagai seorang muslim yang juga ketua organisasi Islam terbesar di tanah air, Said sangat menyayangkan sikap teroris yang mengatasnamakan agama. Alasannya, Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan dalam menghadapi suatu masalah.

Karena alasan itu pula, ia menyerukan kepada warganya untuk memerangi para teroris sekalipun mereka ini juga kaum muslim. Dasarnya adalah para teroris ini melawan pemimpin yang sah. Apalagi mereka berniat menghancurkan Negara Kesatuan RI yang dulu turut dibangun oleh Nahdlatul Ulama.

Seruan memerangi tindakan terorisme bagi warga NU semakin kuat karena teladan yang diberikan oleh para pendahulu. Said mencontohkan, ketika sekelompok pemeluk agama Islam menginginkan mendirikan Negara Islam, saat itu Darul Islam (DI), para ulama NU berjuang mati-matian mempertahankan NKRI. Alasannya bentuk negara yang disepakati bersama sebelumnya adalah NKRI bukan Negara Islam.

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

About Me

Foto saya
ga ada yang menarik dalam hidup gwe,
Diberdayakan oleh Blogger.